JAKARTA – Kualitas yang dimiliki oleh lulusan di perguruan tinggi Indonesia dinilai masih rendah jika harus bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), Sumardjo. Ia mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan tenaga kerja Indonesia mengalami ketimpangan. “Kualitas lulusan perguruan tinggi di Indonesia dinilai belum siap untuk bersaing dengan tenaga profesional asing,” ungkapnya, mengutip dari laman resmi Universitas Sebelas Maret (UNS), Senin (12/12/2016).
Kemudian faktor lainnya yang menyebabkan masih timpangnya tenaga kerja Indonesia adalah pada tidak adanya kompetensi profesi. “Tenaga kerja lokal tidak memiliki jaminan kompetensi profesi formal berupa sertifikat kompetensi profesi seperti yang dimiliki tenaga kerja asing,” ujarnya. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia juga tak luput karena tidak semua perguruan tinggi mempunyai asosiasi program studi yang digunakan untuk mengawal pengembangan. “Juga sebagai kontrol kualitas pendidikan dari lulusan program studi yang terkait,” ucapnya. Sumardjo melanjutkan, masih banyak program studi di Tanah Air yang tergantung pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). “Faktor terakhir yang menjadi ketimpangan tenaga kerja yakni belum banyak program pendidikan profesi dan akreditasi kompetensi profesi,” tambahnya. (afr)
(sus)
Kemudian faktor lainnya yang menyebabkan masih timpangnya tenaga kerja Indonesia adalah pada tidak adanya kompetensi profesi. “Tenaga kerja lokal tidak memiliki jaminan kompetensi profesi formal berupa sertifikat kompetensi profesi seperti yang dimiliki tenaga kerja asing,” ujarnya. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia juga tak luput karena tidak semua perguruan tinggi mempunyai asosiasi program studi yang digunakan untuk mengawal pengembangan. “Juga sebagai kontrol kualitas pendidikan dari lulusan program studi yang terkait,” ucapnya. Sumardjo melanjutkan, masih banyak program studi di Tanah Air yang tergantung pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). “Faktor terakhir yang menjadi ketimpangan tenaga kerja yakni belum banyak program pendidikan profesi dan akreditasi kompetensi profesi,” tambahnya. (afr)
(sus)
0 komentar:
Posting Komentar